detikhukum.id, – Purwakarta- Menyikapi perkembangan pembangunan di Purwakarta, dari kepemimpinan salah satu Bupati yang telah lalu, dengan prestasi dan mendapat ratusan penghargaan belum maksimal, mengingat masih banyak titik yang harus pembangunannya di utamakan, itu ada yang belum di kerjakan, seperti salah satu titik di Kelurahan Nagri Kaler, Kecamatan Purwakarta. Demikian disampaikan Ramaldi, Ketua Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI) Pers Quard, Kabupaten Purwakarta, kepada media ini, menjelang pertunjukan Air Mancur di Situ Buleud, Sabtu (20/07/2024).
Menurutnya, banyak sekali kegiatan yang nampaknya terkesan dipaksakan, seolah yang penting ada untuk surat pertanggung jawabkan (spj), padahal, masih ada pekerjaan yang harus di utamakan menyangkut kelangsungan hidup layak warganya, fakta masih ditemukan untuk makan saja harus cari terlebih dahulu atau melakukan hal yang diperlukan orang lain sekedar untuk satu kali makan minum,” ungkapnya.
“Mirisnya, hal itu banyak kedapatan bukan hanya di pelosok desa, termasuk di perkotaan, jangankan masyarakat biasa, mantan wartawan saja ada ko yang demikian, mungkin kalau tidak ketahuan sesama orang yang pernah profesinya sama tidak akan muncul beritanya, karena masih ada pihak terkait dengan berbagai keterbatasan terlepas alasannya itu apa, tidak mampu membantunya disaat tepat dulu,” kata Ramaldi.
Dijelaskan Ramaldi, fakta nyata di Purwakarta masih ada ditemukan Lansia yang belum mendapatkan pelayanan layak, ini bukti masih ada kekurangan, terlebih kondisi memilukan yang menimpa orang yang sudah lanjut usia, semestinya di jaga, di hargai, di hormati dan di penuhi hak-hak layaknya sebagai warga negara,” ucapnya.
“Kita sadar betul kekurangan kita, bisakah kita bersama berupaya kedepan lebih baik lagi untuk pelayanan kepada mereka yang mungkin belum atau tidak mungkin bisa layak jika tidak dibantu, kita tidak perlu menutup mata, setidaknya jujur kita harus peduli semampu kita bisa, tanpa berpangku tangan atau sekedar mendengar tanpa berbuat sesuatu,” ucapnya.
Kita bisa berupaya keras untuk bukti kita peduli, takutnya, semakin lama kita menunggu kesadaran dari pihak yang diharapkan, tingkat keparahan semakin meningkat, kita yakin itu akan menimbulkan dilema yang lebih besar kedepannya jika tidak berbuat sesuatu untuk meminimalisir terjadinya kebiasaan tidak baik karena lambatnya mengingatkan, bisa lho menimbulkan berkembangnya pelanggaran satu hingga pelanggaran selanjutnya terjadi,” jelasnya.
“Tapi dengan segera bersama sadar dan bersatu, berbuat yang terbaik dengan sepakat kita ada untuk mendukung kemajuan yang bermoral dan bermartabat layaknya kemanusiaan yang semestinya, kita bisa saksikan kedepannya buah hasil kita yang berguna untuk kita dan generasi yang sudah di programkan, yakni terciptanya Gerasi Emas Indonesia 2045 yang akan datang,” terangnya.
Maaf mungkin ada banyak pertimbangan dengan berbagai alasan pihak-pihak terkait itu, tapi setidaknya kita sudah menyampaikan, sekedar mengingatkan dan mengajak untuk berusaha lebih jujur dan terbuka serta menjaga timbulnya kebohongan yang merugikan banyak pihak kedepannya, karena langkah salah dari informasi yang salah,” kata Ramaldi.
”Itulah pentingnya komunikasi dan koordinasi yang lancar, jangan selalu kita merasa bisa dan baik-baik saja jika masih belum maksimal, hargai pendapat dan kondisi pihak-pihak yang belum sepaham dengan kita, tapi sejalan waktu, kita ini sama-sama manusia biasa yang punya nurani dan empati kemanusiaan, yakin suatu hari ingin peduli dan membantu saudara kita sebangsa, senegara atau sesama yang hidup di dunia ini untuk hidup damai dengan kesamaan visi misi terciptanya perdamaian dunia yang lebih merata,” pungkasnya.
DH/Laela/red