Dini Hari Menjelang Pendaftaran Para Bakal Calon Bupati Di Jalanan Kota Purwakarta

detikhukum.id, – Purwakarta- Beberapa jam menjelang pendaftaran para bakal calon Bupati Purwakarta ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Purwakarta, situasi relatif kondusif, jalanan kota cukup lenggang, nampak para lansia produktif dan anak muda pemungut botol-botol pelastik dan kertas karton sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, ada pula seorang wanita tua dengan pakaian setengah badan atas berjalan di sebrang kantor dinas kesehatan, sungguh miris di zaman canggih berkomunikasi yang terkait tahukah wanita itu perlu perhatian, dijaga dan dihargai sebagaimana aturan yang berlaku. Demikian disampaikankan Mimin (45) warga Purwakarta, kepada media ini di gerbang masuk arah IGD RSUD Bayu Asih, Rabu dini hari (28/8/2024).

Menurutnya, Purwakarta sudah banyak perkembangan dalam pembangunan pisik, tapi tidak tahu pasti soal kebiasaan baik buruk kebanyakan warganya, yang jelas banyak warga miskin dengan keterbatasan untuk bersuara sekedar untuk menyuarakan isi hati, karena ketakutan dan kebiasaan suap dari mulai hal kecil antar warga seolah lumrah, yang terkadang membuat terhambatnya suatu pelajaran atau pembangunan untuk diri dan keluarganya, kurang percaya diri dan curiga karena banyak sudah yang merasa terbebani dampak perbuatan para oknum,” kata Mimin.

Menurutnya, di kita itu kurang pengawasan atau pengawasnya kurang maksimal, terlepas dibayar negara atau tidak, kedepan perlu bertambahnya orang lapangan yang bertanggungjawab, tidak mudah tapi mau tidak mau harus ada petugas yang berjiwa sosial dan bertakwa kepada Tuhannya bukan kepada atasan atau karena materi semata, belajar guna mendapatkan manfaat positif bukan untuk terlalu banyak harta yang tentunya perlu ekstra pertanggungjawabannya.

Harus kita ingat dan tanamkan rasa cinta kasih bukan untuk mendapat sanjungan dan pujian yang bisa jadi mambuat kita terbiasa merasa lebih dari kebanyakan, rasa malu dan semangat bersama belajar norma etika lebih baik lagi harus kita lakukan, biarkan masa lalu dan mari perbaiki masa depan, jalankan kewajiban, hargai hak masing-masing, tapi kita tidak boleh merasa tidak perlu mengingatkan jika di sekitar ada yang berbuat atau berniat berbuat tidak pantas.” ungkapnya.

“Ada kebiasaan buruk yang pernah di dengar perihal adanya warga yang suka ngintip dari lubang pintu kamar mandi, itu bisa menjadi menakutkan dan menjijikan yang bukan tidak mungkin berdampak fatal bagi pengintif atau yang diintif bahkan orang sekitar, ini contoh yang tidak boleh di ulang, kemudian kebiasaan mengambil riba dan memberi riba dengan kondisi masing-masing terpaksa karena kebutuhan atau berharap untung terlepas gaya hidup atau keterpaksaan pihak lain, dua contoh tadi membuat tidak nyaman baik di tempat tinggal atau tempat kerja bahkan di perjalanan,” ungkapnya.

“Bukan saatnya saling menyudutkan, saat ini sudah parah bagi banyak orang yang mengalami, mereka perlu pencerahan, bukan cacian dan makian yang diperlukan, tapi pembinaan yang berkelanjutan dengan santun, layaknya manusia yang sama-sama berharap lebih baik dengan cinta kasih sayang tulus bukan nafsu atau ambisi keserakahan yang tidak berguna, perlu kita ingat, semua akan berakhir di dunia ini, tidak perlu kesombongan dan berkelanjutannya angkara murka terlepas yang disadari atau tidak, semua milik yang maha kuasa pencipta segalanya, kita semua dengan kekurangan, saya bukan orang yang sempurna tapi ingin belajar untuk baik bukan untuk so baik karena pamrih dari manusia yang belum tentu selalu siap sesuai harapan semua,” pungkas Mimin.

DH/Laela/red

Pos terkait