Purwakarta Saat Ini Jelas Tidak Dalam Baik Perlu Kesadaran Semua Pihak Untuk Berjuang

detikhukum.id, – Purwakarta- Akhir-akhir ini terdengar berbagai kejadian di Purwakarta, ada seorang Ibu marah-marah gara-gara tidak punya beras kemudian melihat tetangganya yang punya kendaraan roda empat mendapat bantuan beras di kantor Pos, ada pula seorang Ibu mencempulungkan anak balitanya ke Sumur, ada juga seorang Ibu tidak bisa pulang karena risih dan belum punya uang di tagih rentenir, kemudian maraknya wanita asal Purwakarta yang direkrut untuk jadi pegawai Migran secara ilegal. Demikian disampaikan Enjang, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Nawacita Rakyat Indonesia (GNRI) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Pasawahan, Purwakarta, kepada media ini di kediamannya, Kamis (5/9/2024).

Lebih lanjut Enjang sampaikan, ada baiknya mulai sekarang pihak Desa terbuka untuk publik siapa saja warganya yang mendapat bantuan, kemudian pertimbangan mendapat bantuan itu apa, jangan sampai karena kedekatan atau keluarganya, terlebih kalau karena adanya cinta seseorang, yang begini jarang tapi bisa jadi ada, intinya harus transparan dan bijak, warga yang paling miskin dulu utamakan, kalau sejalan waktu berubah sudah mampu dan tidak tidak perlu lagi bantuan, bisa diarahkan ke mereka yang belum mampu, tentunya dengan berita acara yang jelas,” sarannya.

“Itulah pentingnya update data terbaru perkembangan warga sekitar desa atau kelurahan, guna meminimalisir penyimpangan dan tepatnya sasaran sesuai yang sudah di programkan, jika ini benar-benar berlaku, besar kemungkinan akan semakin baik kehidupan kita, dengan situasi yang adil tidak ada cemburu sosial, yakin lingkungan kita lebih aman dan nyaman,” ucapnya.

Dikatakan Enjang, dengan update data bisa banyak diketahui akar permasalahan awal, sehingga solusinya bisa lebih cepat dan lebih mudah untuk terkait bekerja sesuai fungsinya, mudah-mudahan warga tidak berkembang untuk melakukan hal tidak baik seperti melakukan penipuan apapun baik inisiatif pribadi atau dorongan pihak lain, stop pelanggaran apapun,” kata Enjang.

Dicontohkannya, banyak sudah korban dari keberangkatan pegawai Migran asal Purwakarta dengan berbagai kasus diketahui belakangan setelah banyak keluhan dari yang katanya jadi korban, itu makanya jangan anggap biasa juga bagi mereka yang merekrut para perempuan dewasa yang katanya untuk bekerja ke luar negara, hati-hati ini formal atau tidak, aturannya negara kita sudah jelas ya silahkan laksanakan, jangan melanggar atau mengikuti pelanggar sekedar untuk mendapat uang fee, ” jelasnya.

“Saya dengar juga sekarang marak wanita dari Purwakarta daftar untuk pura-pura siap jadi Pegawai Migran sekedar untuk dapat uang fee, itu jelas penipuan, mau sampai kapan, kalau tidak segera dicarikan solusi dan tidak adanya pembinaan dari yang terkait, ini jelas merugikan warga yang terlibat karena sumber daya mereka yang minim, apapun alasannya mereka aset negara yang perlu diberi pemahaman untuk patuh aturan bukan dibiarkan dalam ketidakberdayaan, karena kalau sudah ke ranah hukum siapa yang bisa bantu, tentunya pribadi dari pelanggar atau mereka yang melakukan pelanggaran tadi yang bertanggungjawab dengan resiko sesuai aturan yang berlaku,” jelasnya.

Karena itu pentingnya kesadaran patuh hukum dan harus di yakini masih banyak para petugas jujur, jika para pelanggar dilaporkan para korban kepada yang berwajib yang jujur dan bertanggungjawab, para pelanggar itu pasti di proses hukum sesuai aturan dengan bukti-bukti yang ada, karena tidak semua petugas terkait bisa di suap, jika dapat di suap itu oknum, yang besar kemungkinan kedepannya meresahkan banyak pihak, perhatian untuk semua agar tidak coba-coba untuk menipu siapapun untuk menutupi kesulitan saat ini, yang bukan tidak mungkin kedepannya menimbulkan kesulitan yang lebih parah,” terangnya.

Pemerintah dan para tokoh serta semua terkait yang selama ini sudah berjuang perlu dukungan dan kekompakan dari semua elemen untuk sadar agar turut serta berpartisipasi berjuang demi keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan kita sekarang, demi kita semua dan generasi nanti, mari bijak dan mengenal peradaban yang manusiawi secara nyata bukan sekedar menonton, tapi harus dibuktikan dengan peranan sehari-hari sesuai tugas pokok pungsinya masing-masing, kita bisa mengingatkan keluarga kita dirumah untuk berbuat baik, kita komunikasi dan koordinasi dengan tetangga, rukun tetangga, rukun warga, aparatur desa, aparatur kelurahan, aparatur kecamatan dan lebih luas lainnya,” terangnya.

Sesuai situasi dan kondisi, jika situasi dan kondisinya bisa diatasi terdekat syukur itu lebih baik, tapi kalau belum bisa juga diatasi bersama yang terdekat, ya jangan berdiam diri cukup sudah berjuang sampai disana, semangat terus untuk perbaikan, sambut perubahan untuk lebih adil dan bijaksana dengan berjuang maksimal, kita semua pasti ada kekurangannya, dengan berjuang bersama akan lebih meringankan dan hasilnya akan lebih baik, hilangkan egois yang tidak perlu, jauhi arogan, buang dendam dan ingat untuk tidak pilih kasih,” harapnya.

“Karena itu, mari belajar tulus dari hati, berpartisipasi berjuang sesuai kemampuan, sambut hari kemudian dengan senyuman dan harapan pasti untuk dapat harmonis bersama, dunia ini milik kita saat hidup untuk kita rawat dan kita jaga dengan selalu belajar lebih manusiawi dan memanusiakan manusia lebih beradab, norma etika yang mungkin selama ini kurang baik, mulai sekarang perbaiki, jangan sampai menjadi maling teriak maling kepada yang lain, karena sepintar apapun selicik apapun, pasti kelak ketahuan dan pasti merugikan pelaku dan membuat risih sekitar, bahkan mungkin memicu kegaduhan, intinya jujur dan saling mengasihi itu penting agar meminimalisir kecemburuan sosial yang selama ini kita dengar banyak kejadian yang membuat tidak nyaman karena cemburu sosial yang semakin meningkat,” ungkapnya.

Untuk yang punya kapasitas dan mampu, tolong realistis dalam tugas sesuai aturan, bagi yang di Pemerintahan tolong jalankan tugas sesuai sumpah janji, karena semua dengan pertanggungjawaban kelak ” setuju dengan Penjabat (Pj) Bupati Purwakarta (Benni Irwan) yang menyampaikan di hari kemerdekaan lalu, agar para Aparatur Sipil Negara (ASN) kreatif melayani warga dengan tanggungjawab,” kata Enjang.

Tidak perlu mendukung oknum untuk melakukan pelanggaran, kalau tidak bisa untuk mengatakan tidak karena takut dengan berbagai alasan, minimal bisa diam untuk tidak masuk sebagai bagian dari rencana oknum yang tidak bertanggungjawab, sebagai manusia kita punya rasa tentunya, kita gunakan rasa itu dengan sebaik-baiknya diiringi dengan doa mohon perlindungan yang maha pencipta segalanya yakni Allah Subhanahu Wa Ta’ala, agar terhindar dari berbagai marabahaya termasuk bahaya dari melakukan ketidakadilan,” tuturnya.

“Semoga kita semua dapat lebih peka untuk saling mengingatkan dan mendukung kebaikan demi diri kita, keluarga, tetangga, sebangsa, senegara dan dunia, mulai dari diri sendiri di keluarga sesuai kemampuan, tidak perlu iri dengan kelebihan orang lain, yang penting berupaya selalu untuk berkarya sesuai Jati diri kita untuk mandiri dan bisa berbagi untuk yang lain, bukan berarti tidak boleh meminta bantuan, karena kita makhluk sosial pasti perlu bantuan satu sama lain, tidak perlu mencibir yang minta karena kita juga pasti pernah minta, yang tidak boleh selalu meminta tapi tidak pernah berbagi, banyak yang sudah berhasil saat ini, dulunya suka minta sekarang masih minta, kita lihat dulu meminta untuk siapa, kalau minta untuk pembangunan dan demi kesejahteraan lebih merata, ya harus kita dukung,” kata Enjang.

Tentunya kita bisa saling mengingatkan agar tidak riya atau sombong karena merasa hebat, karena semua manusia pasti ada kurangnya, itu makanya kita harus saling melengkapi dengan kebaikan, prosesnya kita harus sabar dan terus berjuang selagi bisa, kita bersama dalam suka dukanya dunia ini, semoga berhasil dengan cinta sesungguhnya, alami menikmati semua nikmat yang diberikan dengan rasa syukur yang indah untuk kita semua,” pungkasnya.

DH/Laela/red

Pos terkait