detikhukum.id, || Serang, – Mereka mengaku tidak menolak pasien balita atas nama Umar Ayyasy yang merupakan warga Desa Singarajan, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang.
Wakil Direktur RS Hermina Ciruas dr Anita Kusuma Dewi mengatakan, pihaknya mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya balita Umar yang meninggal dunia usai mendapatkan perawatan yang intensif.
“Sebagai bentuk empati dan rasa duka kami, pihak manajemen dan tim rumah sakit kemarin sudah langsung datang untuk bertajiah ke rumah duka dan menyampaikan belasungkawa. Kami memberikan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan,” katanya, Minggu 7 September 2025.
Ia kemudian menceritakan kronologi bagaimana awal mula Balita Umar dirawat di rumah sakit Hermina Ciruas, tepatnya tanggal 2 September 2025 lalu. Pihaknya memastikan tidak menolak pasien saat tiba di RS Hermina.
“Kami tegaskan tidak menolak, saat kejadian tanggal 2 September jam 21.50 WIB. Memang pasien almarhum datang ke rumah sakit, langsung mendapatkan penanganan, kami berikan obat karena keluhannya waktu itu demam, kami berikan obat penurun panas supositoria. Kemudian karena ada NGT yang bergeser, akhirnya kami ganti dengan yang baru.” ujarnya.
Ia mengatakan, pasien perlu dirawat kembali, namun saat itu kondisi di RS Hermina sedang full baik ruang rawat inap maupun IGD. Sehingga pihaknya menganjurkan agar pihak keluarga menunggu sementara di IGD, Sambil dilakukan evaluasi dan observasi serta dibantu carikan rujukan. Pasien sebenarnya masuk dalam daftar tunggu ( waiting list), tetapi dari pihak keluarga sendiri memutuskan ingin langsung membawa pasien ke RSUD Banten. Artinya penolakan tidak ada, buktinya kami sudah lakukan penanganan,” ujarnya.
Ia pun kemudian menceritakan riwayat pasien saat pertama kali mendapatkan perawatan di RS Hermina pada 25 Agustus 2025. Saat itu, selain mengalami gizi buruk, pasien mengalami infeksi paru-paru, diare dan gangguan tumbuh kembang.
Waktu itu, fokus penyakit yang ditangani ialah penyakit infeksi paru-paru dan diare. “Namun karena pasien mengalami gizi buruk dokter menganjurkan untuk dipasang NGT untuk asupan nutrisi makanan dan obat masuk melalui NGT,” ujarnya.
Selama kurang lebih 7 hari mendapatkan perawatan di rumah sakit, lanjut Anita, infeksi paru-paru dan diarenya sudah tertangani. Kondisi sudah cukup stabil Sehingga pasien diperbolehkan pulang, dengan selang NGT yang masih terpasang agar orang tua bisa memberikan asupan gizi kepada anaknya, sambil kontrol rutin di fasilitas kesehatan. Ini biasa dilakukan secara medis, bukan berarti pasien dipulangkan tanpa perawatan.
“Sudah kita edukasi kedua orang tuanya baik dari perawat maupun dari dokternya cara pemberian nutrisi melalu NGT, semuanya sudah kita edukasi ke keluarga. Fungsinya tetap di pasang NGT itu untuk menjaga asupan nutrisi pasien,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, saat diperbolehkan pulang, kondisi pasien sudah mulai stabil. Meskipun demikian, pihaknya mengatakan jika pasien harus tetap menjalani terapi dan rawat jalan sambil dilakukan evaluasi terhadap pemberian nutrisinya.
Pihaknya sangat menyayangkan terkait narasi yang beredar di masyarakat terkait adanya dugaan penolakan pasien BPJS Kesehatan dan narasi soal pasien BPJS yang tidak bisa mendapatkan perawatan sebanyak dua kali.
Ia menegaskan jika sekitar 90 persen pasien yang berobat di RS Hermina merupakan pasien BPJS kesehatan dan tidak ada aturan mengenai pasien BPJS yang tidak boleh 2 kali mendapatkan perawatan kembali.
“Itu tidak benar, Makanya kami juga bingung kenapa bisa ada narasi seperti itu. Prinsipnya pasien BPJS setelah dirawat kalau masih ada keluhan dan butuh perawatan kembali, akan kami terima dan kami rawat menggunakan BPJS,” tegasnya.
Meskipun demikian, pihaknya mengaku sangat terbuka dengan informasi apapun terkait dengan pelayanan kesehatan di RS Hermina Ciruas. Informasi yang berkembang akan dijadikan bahan evaluasi dan masukan untuk perbaikan layanan kesehatan di Hermina Ciruas.
“Kami juga sangat membuka evaluasi dari pihak pemerintah maupun pihak lainnya. Apabila memang ada hal-hal yang harus diperbaiki, kami siap melakukannya. Demi peningkatan pelayanan pasien.” ujarnya.
DH/Subhan beno/red