detikhukum.id, || Tangerang Kota – Pelayanan Pasien BPJS di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Dinda Jati Uwung, Tangerang Kota (Tangkot) Provinsi Banten, mendapat sorotan tajam dari keluarga pasien. Putra kedua dari seorang jurnalis Media Online Bantenmore.com, Kepala Perwakilan Provinsi (Kaperwilprov) Banten Hasan Hariri, atau yang akrab disapa Kang Hariri, mengalami keterlambatan penanganan saat dibawa ke rumah sakit tersebut pada Minggu malam.(26/10/2025)
M. Adriansyah, putra Kang Hariri yang merupakan santri Pondok Pesantren Al-Mansyuriyah Sepatan, dari kediamannya Kampung Bunder RT 008 RW 02 Kelurahan Bunder, Kecamatan Cikupa dibawa menuju ke RS Dinda tiba pada pukul 19.56 WIB dengan keluhan demam panas. Namun, hingga pukul 23.00 WIB, pasien tidak kunjung mendapat penanganan serius dari Dokter. Pasien hanya ditangani oleh petugas medis (perawat) untuk pemeriksaan tensi, timbang badan, cek suhu badan dan menanyakan keluhan sakit saja,tanpa tindak lanjut penanganan dokter yang memadai.”Ujar Kang Hariri.

Masih Kang Hariri, keluarga pasien merasa kecewa dengan pelayanan di RS Dinda, terutama karena tidak ada tindakan cepat dari dokter dan kurangnya fasilitas seperti tempat tidur di ruang IGD yang penuh. “Merasa anak saya terlantar dan sekali lagi saya kecewa dengan pelayanan di RS Dinda, terutama karena lambatnya penanganan pasien BPJS. Dengan kesal saya pun keluar mengajak putra saya untuk pindah rumah sakit lain.”Ungkapnya
Ada salah satu pasien BPJS lansia berasal dari Kecamatan Pasar Kemis saat dimintai keterangan oleh Kang Hariri, “pasien BPJS seperti kami ini memang sering mengalami pengalaman seperti ini.Menunggu berjam-jam tanpa ada tindakan dokter yang jelas, saya sudah tua dan sakit, tapi harus menunggu lama tanpa penanganan yang memadai. Akhirnya, saya memutuskan untuk pergi dan mencari rumah sakit lain yang lebih baik, seperti RS Hermina, RS AN-NISA atau lain nya.”Semoga mereka bisa memberikan pelayanan yang lebih baik.”ujarnya dengan nada kesal.
“Di tempat yang sama, seorang pasien BPJS perempuan berusia 1 tahun dari Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, mengalami demam panas. Meskipun anak tersebut terus menangis di pangkuan ibunya, tetap tidak ada tindakan serius dari dokter. Keadaan ini semakin memprihatinkan, mengingat kondisi anak yang masih sangat kecil dan membutuhkan penanganan medis yang cepat dan tepat.”
Kritik ini menjadi perhatian penting bagi RS Dinda untuk meningkatkan pelayanan, terutama bagi pasien BPJS. Dengan meningkatkan kualitas pelayanan, rumah sakit dapat memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pasien dan keluarga.
DH/Subhan beno/red






