Basarnas Jabar Gelar Pemberdayaan Masyarakat Dibidang Pencarian Dan Pertolongan Di Indramayu

detikhukum.id,- Indramayu, —sebanyak 160 peserta dari berbagai elemen masyarakat mengikuti pelatihan pencarian dan pertolongan (Search and Rescue/SAR) yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) di Aula Kopsuka, Jalan Letjen Haryono, Sindang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Rabu (05/11/2025).

Peserta pelatihan berasal dari berbagai latar belakang, di antaranya komunitas relawan, mahasiswa, serta masyarakat umum. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat serta meminimalisir risiko bencana di wilayah masing-masing.

Salah satu peserta, Slamet Hidayat, warga Desa Dermayu, Kecamatan Sindang, mengaku sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut.

“Saya senang ikut kegiatan sosial, biasanya ikut relawan Jabar Bergerak. Tapi pelatihan SAR ini jadi pengalaman baru. Selain menambah ilmu, saya juga ingin bisa menolong diri sendiri, keluarga, dan warga sekitar saat banjir,” Ujar Slamet.

Slamet menambahkan, wilayah tempat tinggalnya kerap dilanda banjir hingga setinggi lutut, sehingga pelatihan ini menjadi bekal penting baginya dalam menghadapi bencana di masa mendatang.

“Ini lebih ke panggilan jiwa, supaya bisa berguna untuk orang lain,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Kantor SAR Bandung, Ade Dian Permana, menjelaskan bahwa Indramayu termasuk daerah dengan tingkat potensi bencana yang tinggi, khususnya di wilayah perairan. Banyak kejadian darurat yang melibatkan korban tenggelam di laut maupun sungai.

“Indramayu memiliki karakter wilayah perairan yang luas. Banyak kasus nelayan tenggelam atau anak-anak yang hanyut di sungai. Karena itu, pelatihan ini penting agar masyarakat tahu langkah awal penyelamatan,” jelas Ade.

Ia juga menyampaikan bahwa materi pelatihan meliputi teknik dasar pencarian dan pertolongan, keselamatan diri, pertolongan pertama, serta koordinasi dalam operasi SAR.

Ade berharap, para peserta yang telah mengikuti pelatihan dapat menjadi garda terdepan dalam upaya penanganan awal saat bencana atau kecelakaan terjadi di lingkungannya masing-masing.

“Masyarakat adalah pihak pertama yang ada di lokasi bencana. Karena itu, pengetahuan dasar seperti ini sangat penting agar pertolongan pertama bisa dilakukan sebelum tim profesional datang,” pungkas Ade.

Kegiatan pelatihan berlangsung selama satu hari dan mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat. Basarnas berkomitmen untuk terus melaksanakan kegiatan serupa di berbagai daerah rawan bencana di Indonesia.

DH/ Thoha /red

Pos terkait