detikhukum.id, || Banten Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) diingatkan tak larut dalam euforia lolosnya remaja 15 tahun bermama Tasya atas prestasinya lolos 20 besar Dangdut Academy 7. Kado akhir tahun berupa ‘darurat sampah menjadi momok nagi kesehatan maupun kehidupan sosial masyarakat Tangerang Selatan.
Sekretaris Pemuda Muhammadiyah Kota Tangerang Selatan, Fajar Sulistiyo mengakui prestasi Tasya tentunya mengangkat nama Tangsel lebih dikenal publik.
Namun prestasi Tasya diingatkan Fajar akan tengelam saat publik di nusantara mengetahui bahwa kota yang dipimpin Benyamin Davnie terkesan kumuh dan tak sehat karena tumpukan sampah di pemukiman dan jalan.
“Prestasi Tasya yang lolos ke 20 besar tentunya membanggakan warga Tangsel. Tapi juga harus diingat jangan sampai Tangsel akhirnya dikenal publik sebagai juara kota sampah,” tegas Fajar, Sabtu (20/12/2025) malam.
Pria yang akrab disapa Dado ini menilai pemerintah kota Tangsel sedang mengalami krisis prioritas.
Di tengah berjibakunya warga Ciputat, Pamulang, Serpong, Serpong Utara serta wilayah lainnya melawan aroma tidak sedap dan risiko penyakit akibat penumpukan limbah di pinggir jalan, energi Pemkot Tangel justru tersedot pada euforia panggung hiburan. Terlebih, permasalahan sampah yang sudah hampir 2 minggu ini tak kunjung ada penyelesaiannya dan terkesan dibiarkan.
“Kami belum melihat keseriusan pemerintah kota Tangerang Selatan dalam menyelesaikan permasalahan sampah yang masih terjadi hingga saat ini” tegasnya.
“Pemerintah kota Tangerang Selatan justru terlihat lebih serius merayakan atau larut dalam euforia pemenangan kontestasi dangdut. Padahal belum juara, bagaimana nanti kalau sudah juara?” tambah Fajar.
Meskipun berbagai upaya sudah dilakukan oleh pemerintah kota Tangerang Selatan, seperti menutup tumpukan sampah di jalan dengan spanduk/banner, namun hal itu dinilai bukanlah penanganan secara cepat dan tepat.
“Kalau hanya menutupi tumpukan sampah tak perlu jadi pejabat, anak SD juga diajarkan bahwa sampah harus ditutup”. Lanjut Fajar.
Pemuda Muhammadiyah Kota Tangerang Selatan tukasnya, berharap agar pemerintah kota Tangerang Selatan dapat lebih serius menangani permasalahan sampah dan tidak menjadi permasalahan yang berlarut-larut.
“Jangan sampai tingginya tumpukan sampah menjadi kado akhir tahun apalagi prestasi penutup dari pemerintah kota Tangerang Selatan untuk masyarakat,’ tutup Fajar.
Benyamin Davnie diketahui mengapresiasi prestasi Tasya yang dinilai membawa nama baik daerah.
Ia menyebut prestasi Tasya membuktikan bahwa generasi muda Tangsel memiliki potensi besar di tingkat nasional.
Sementara terkait permasalahan sampah, Benyamin telah menyampaikan permintaan maaf atas menumpuknya sampah di berbagai titik, termasuk di kawasan flyover Ciputat. Menurutnya, penutupan menggunakan terpal dan penyemprotan anti bau hanya bersifat sementara.
Pemerintah Kota Tangerang Selatan diungkapkannya tengah fokus pada aksi cepat dan terukur untuk memulihkan keadaan dan membangun sistem penanganan sampah yang lebih tangguh ke depannya,.
Sebelumnya, legislator PKS yang menjabat Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Tangerang Selatan, Paramitha Messayu mendorong Wali Kota Tangsel menetapkan status Darurat Sampah.
Secara tegas Paramitha mengatakan persoalan sampah di Tangsel berada pada titik mengkhawatirkan dan membutuhkan langkah luar biasa dari kepala daerah.
Paramitha menilai Peraturan Wali Kota (Perwal) Darurat Sampah sebagai dasar hukum sangat diperlukan agar seluruh perangkat daerah bergerak cepat dan terkoordinasi.
“Wali Kota harus mengeluarkan Perwal Darurat Sampah yang memuat langkah-langkah taktis dan terintegrasi dalam penanganan sampah Kota Tangerang Selatan,” ucap Paramitha, Senin, (15/12/2025).
DH/Gusdin /red






