Pasangan Zaenal-Sona Nomor Urut 4 Menerapkan Sistem Pendidikan Sesuai Minat Dan Bakat

detikhukum.id, – Purwakarta- Kita bisa menerapkan sistem pendidikan yang sangat mengedepankan kebebasan siswa untuk memilih apa yang mereka sukai dan fokus pada pengembangan minat dan bakat. Demikian disampaikan Sona Maulida Roemardhie, calon Wakil Bupati Purwakarta yang berpasangan dengan Zainal Arifin, calon Bupati Purwakarta, nomor urut 4 kepada awak media di Purwakarta, Rabu (2/10/2024).

Dikatakannya, Melalui pendekatan pendidikan yang lebih personal ini, Zainal-Sona ingin membangun generasi Purwakarta yang tidak hanya cerdas, tetapi juga kreatif, inovatif dan berkarakter, dengan demikian, Purwakarta dapat melahirkan talenta-talenta muda yang siap berkontribusi bagi kemajuan daerah dan bangsa.

Menurutnya, Pendidikan yang lebih fleksibel dan terarah akan diterapkan Pasangan Zainal-Sona yang berkomitmen untuk memperjuangkan pendidikan yang lebih fleksibel, terarah dan mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman serta kebutuhan generasi muda.

Pihaknya yakin, dengan pendidikan yang menitikberatkan pada pengembangan minat dan bakat, Purwakarta akan memiliki generasi unggul yang siap menghadapi tantangan masa depan.

Untuk itu, Zainal-Sona terus menggalang dukungan untuk mewujudkan Purwakarta Berkah tersebut, salah satunya melalui reformasi sistem pendidikan yang lebih adaptif dan berfokus pada kebutuhan individu setiap siswa.

Visi untuk mewujudkan Purwakarta Berkah diantaranya, melalui bidang pendidikan, karena itu, dalam Pilkada Purwakarta 2024, pasangan Zaenal -Sona menekankan pentingnya pengembangan pendidikan yang tidak hanya berbasis akademis, minat dan bakat setiap anak sejak usia dini juga diprioritaskan.

“Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu menyesuaikan dengan minat dan bakat siswa secara berkesinambungan, dari jenjang TK hingga SMA harus memastikan minat dan bakat anak-anak terarah dan terasah secara optimal,” ucapnya.

Apabila seorang anak memiliki bakat di bidang musik, maka sejak TK hingga SMA, minat tersebut harus terus didukung melalui program ekstrakurikuler yang relevan, ini penting agar mereka bisa fokus dan mengembangkan potensi secara optimal, sehingga pendidikan bukan menjadi formalitas tetapi lebih personal dan bermakna,” jelasnya mencontohkan.

“Sejatinya, sejalan dengan program Merdeka Belajar yang diinisiasi pemerintah, implementasinya belum maksimal di Indonesia. Guru-guru kita masih terjebak dengan kurikulum lama yang terlalu birokratis dan administratif, ini menghambat fleksibilitas yang diinginkan dari Merdeka Belajar,” pungkasnya.

DH/Laela/red

Pos terkait