Kader Desa Nampak Tidak Elok Di Loby Salah Satu Rumah Sakit Swasta Purwakarta

detilhukum.id, – Purwakarta- Sekelompok orang wanita dewasa, diduga beberapa orang kader Desa dari beberapa Desa di Purwakarta, nampak bicara yang tidak indah didengar di Loby salah satu Rumah Sakit Swasta Purwakarta, berawal dari adanya pasien dari sebuah desa yang sebelumnya tidak diketahui kader setempat terkait, kader tersebut seolah merasa dilangkahi karena masing-masing desa sudah ada kader, bicara dengan sesamanya mengatakan hal tidak elok yang diduga perihal sesamanya yang tidak sedang bersama mereka karena salah paham atau kurang komunikasi yang semestinya, seolah sesamanya membuat dia, kader terkait kurang suka, Sabtu (12/10/2024). Demikian disampaikan seorang wanita tua yang sudah sepuh yang tidak mau ditulis namanya kepada awak media.

Awal mula, sebuah keluarga di Purwakarta, ada salah satu anggota keluarganya sakit tadi malam, di bawa ke sebuah klinik yang tidak bekerjasama dengan BPJS dengan biaya cukup mahal untuk keluarga tersebut, akhirnya keluarga memutuskan untuk memindahkan keluarganya yang sakit itu ke klinik lainnya, sayangnya di klinik yang dimaksud itu ruangannya sudah terisi penuh pasien yang dirawat, ” kata sepuh yang mengaku sudah lama mendengar karakter mereka para kader desa dilingkungan rumah sakit swasta tadi.

Disampaikannya, Keluarga tadi memutuskan untuk membawanya ke sebuah rumah sakit swasta yang bekerjasama dengan BPJS, tiba di UGD rumah sakit tersebut, keluarga pasien ketemu salah satu kader Desa yang biasa mengurus pasien untuk menjemput dan mengantar ke rumah sakit, konon kader tersebut sedang berada di rumah sakit itu, sementara keluarganya pasien tidak paham bagaimana tatacara seharusnya, namanya warga tidak semua paham itu sudah bukan rahasia, tinggal bagaimana petugas terkait belajar komunikasi yang baik dengan semua kalangan dilapangan.

Suatu hal yang wajar, tapi akan lebih elok jika kader Desa tersebut bisa melaksanakan tugasnya dengan tatacara komunikasi yang lebih elegan yang membuat nyaman, terlebih di rumah sakit, jika itu dilakukan semua akan senang dan lebih nyaman, tidak terkesan arogan dan nampak seolah ada persaingan, demi reward atau keberadaan mereka para kader itu untuk terlihat lebih berfungsi.

“Alangkah baiknya jika hal seperti itu kedepan diperbaiki, demi keberlangsungan keberadaannya sesuai tugas pokok fungsi mereka dalam keseharian melayani warga yang perlu dijaga perasaan dan kenyamanannya, terlebih orang sakit yang harus sangat dijaga dan dirawat guna kesembuhan yang lebih cepat dengan dukungan semua pihak,” harap sepuh tersebut.

Menurutnya, rezeki itu sudah di atur pemiliknya yakni yang maha kuasa, pencipta segalanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan yang maha Esa.

“Kita manusia hanya menjalani hidup dengan upaya dan doa, buang jauh perasaan takut tersaingi dan melakukan hal yang tidak pantas di rumah sakit, siapapun boleh bela diri, tapi silahkan merenungkan semua yang telah terjadi, semoga semua dapat memperbaiki yang berguna untuk diri pribadi, keluarga, tetangga, bangsa serta negara tercinta Indonesia, yang berazaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 45 untuk senantiasa kita patuhi demi kebaikan bersama kini dan nanti generasi kita selanjutnya,” terangnya.

Kita semua berharap saling memaafkan atas semua kekurangan dan tidak perlu merasa paling hebat atau lebih baik atau paling bisa berkelit seolah tidak akan ketahuan hal yang tidak elok yang telah dilakukan dengan bela diri dan menyalahkan orang lain, kita harus yakin tidak semua orang baik perlu menjelaskan kesalahan dan kekurangan sesamanya demi menjaga situasi sekitar agar senantiasa nyaman.

Kita semua ada pemiliknya, semoga tidak ada yang tersakiti yang membuat luka hati seseorang yang membuatnya menjerit dan didengar pemilik segalanya, yang maha kuasa dan maha perkasa, adil bijaksana, siapa yang berbuat curang, culas atau jahat kelak mendapat apa yang mereka perbuat, dengan tidak mengulang kesalahan lalu dan benar-benar tobat, tidak akan berbuat jahat kedepan, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengampuninya,” harap sepuh yang bijak tersebut.

“Sayang diri, sayang sesama, adil dan bijaksana, kelak pasti indah pada waktunya, mari bersama belajar jujur dan tetap bertahan untuk bahagia bersama dengan pikiran positif yang membuat suka cita dimanapun kita berada,” pungkasnya.

DH/Laela/ Tim/red

Pos terkait