detikhukum.id, – Purwakarta- Kenyataan fakta sekarang masih banyak ditemukan warga miskin yang belum mendapat perhatian dan bantuan dari Pemerintah, membuat maraknya cemburu sosial yang semakin parah di Purwakarta. Hal tersebut disampaikan seorang ibu yang menangis di depan awak media, tidak mau di tulis namanya tapi tidak keberatan diambil photonya, Sabtu (12/10/2024) di Purwakarta.
Ibu itu katakan, coba sesekali para pimpinan turun langsung keliling melihat langsung warganya, jangan hanya mengandalkan laporan dari bawahannya, bukan tidak mungkin para pimpinan akan menemukan fakta masih adanya warga yang sedih dan prihatin karena cemburu sosial yang semakin meningkat.
” Jika dibiarkan ini akan menimbulkan persoalan lebih parah kemudian hari, saat ini kita harus kompak mengurangi hal yang kurang bermanfaat dan mengutamakan yang sangat penting terlebih dulu untuk jalannya kehidupan layaknya bersosial yang sehat, jujur, adil dan bijaksana, terutama kepada para ibu dan bapak yang punya kewenangan, tolong lihat dan bantu warga miskin yang ada, jangan terlalu banyak di belakang meja atau rapat di hotel-hotel, terlebih kunjungan kerja yang ngabring atau rombongan yang bisa sampai puluhan orang ke luar daerah dengan anggaran yang tidak sedikit dari uang negara, itu milik rakyat lho, kalian bekerja untuk rakyat, tapi kenapa masih banyak rakyatnya yang miskin, silahkan turun langsung, jangan cuma dikawal untuk banyak seremonial saja, ini memalukan, melukai hati rakyat, semoga kalian kedepan amanah dan dapat memperbaiki kekurangan saat ini,” terangnya.
Hidup kita ini terbatas, hilangkan kerakusan yang sudah menjadi kebiasaan tanpa ingat rakyat, ingat rakyat itu bisa paham dan mengerti lebih baik kedepannya jika diberikan contoh yang baik, jangan merasa karena kalian berpendidikan tinggi kalian merendahkan yang lainnya, dengan membiarkan rakyat cemburu sosial lebih parah wajar jika ada rakyat yang mempertanyakan kinerja selama ini yang dibayar negara, percaya masih ada yang jujur dan bertanggungjawab, tolong dukung mereka, jangan persulit mereka bekerja sesuai tugasnya, yang bukan ambisi oknum atasan dengan berbagai alasan karena korupsi kolusi dan nepotisme (KKN) yang nyata terbukti dengan berbagai kasus yang muncul ke permukaan publik,” pungkasnya.
DH/Laela/red