PDIP Kalah Telak di Pilkada Purwakarta, Empat Anggota Fraksi Dianggap Jadi Pengkhianat?

detikhukum.id,- Purwakarta | Pilkada serentak 2024 di Kabupaten Purwakarta telah usai. Diketahui, PDI Perjuangan kalah telak dalam pesta rakyat yang digelar lima tahunan tersebut. Mungkin pernyataan seorang bijak menggambarkan apa yang dialami oleh partai bergambar banteng moncong putih ini, dalam sebuah perjuangan, bukan hanya sosok pahlawannya yang diingat, Tapi juga, siapa pengkhianatnya.

Meski belum ada hasil penghitungan resmi dari KPU Purwakarta, namun dari berbagai laporan para saksi di TPS, paslon yang diusung oleh PDI Perjuangan dan Partai Golkar pada Pilkada Purwakarta 2024 dipastikan kalah, bahkan kekalahannya dianggap telak.

Menurut, Koordinator Wilayah (Korwil) DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Toto Suripto, banyak faktor yang menyebabkan kekalahan PDIP pada Pilkada Purwakarta, namun sangat disayangkan jika penyebab tersebut justru datang dari dalam internal partai.

“Kita sudah panggil para anggota fraksi yang diduga membelot, bahkan sudah disidangkan di DPD, hasilnya sudah kita teruskan ke DPP partai,” kata Kang Toto kepada awak media, Rabu, 27 November 2024.

Ditemui di Kantor DPC PDIP Kabupaten Purwakarta di Jalan Ahmad Yani, Cipaisan. Korwil Jabar yang membawahi wilayah Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Depok itu juga menyayangkan para petugas partai yang sudah diberikan penugasan tapi tidak menjalankan tugas sebagaimana mestinya.

“Mereka akan kena sanksi berat, bisa PAW. Kami juga melihat keterlibatan ketua cabang, termasu kinerja ketua cabang yang tidak nampak menggerakan mesin partai untuk memenangkan paslon Pilkada yang diusung oleh PDIP. Padahal, di empat wilayah lain kita kemungkinan besar menang, hanya di Purwakarta yang kalah,” kata Kang Toto.

Siapa Pengkhinatnya?

Sebagaimana dikutip media ini dari taktis.co.id, dari penulusuran awak media diperoleh informasi terkait pernyataan dan laporan salah kader PDIP yang jugan mantan Anggota DPRD Purwakarta periode 2014-2019 yang juga Wakil Ketua DPC PDIP Purwakarta bernama Yadi Nurbahrum. Dalam surat bermaterai yang ditujukan kepada DPP PDIP itu ditulis;

Dengan ini saya dalam keadaan sehat, sadar dan setelah bermusyawarah dengan keluarga dan pembicaraan dengan Ketua DPD PDI Perjuangan, saya menyatakan dan memberikan kesaksian dengan sebenarnya, demi tegaknya AD/ART dan kepentingan partai.

Saya membuat pernyataan dan laporan ini sebagai bentuk ingin tetap menjadi kader PDI Perjuangan yang taat pada aturan AD/ART partai dan ingin menyampaikan kebenaran yang saya ketahui, yaitu;

Saya tahu bahwa dalam Pilkada 2024 di Kabupaten Purwakarta, PDI Perjuangan sulit bergerak, tidak kompak dan menjadi bahan cemoohan di internal dan
eksternal partai, karena terjadi pembusukan dan penghianatan dari internal partai PDI Perjuangan yang dilakukan oleh oknum pengurus DPC dan oknum anggota Fraksi PDI Perjuangan. Karena oknum tersebut bukanya mendukung paslon dari
PDI Perjuangan untuk Pilkada Bupati dan Gubernur, melainkan mendukung
Pasion lain dengan sengaja.

Bagi-bagi Duit dari Paslon Lain?

Yadi juga mengurai, bahwa pada hari Sabtu tanggal 12 Oktober 2024 sekitar jam 14.00 saya diminta datang oleh teman bernama bapak Asep Milah (mantan Anggota DPRD Kabupaten Purwakarta) untuk datang ke rumahnya dan setelah bertemu bersama-sama menuju ke rumah bapak Ujang Rosadi (Anggota DPRD Kabupaten Purwakarta Fraksi PDÌ Perjuangan).

Sesampainya ditempat bapak Ujang Rosadi di Kecamatan Darangdan ternyata sedang ada acara masak-masak liwetan karena katanya mau ada tamu. Tidak lama
datang rombongan tamu yang ternyata adalah bapak Abang ijo Hapidin (Calon Wakil Bupati/ Paslon Nomor 01 yang diusung oleh partai lain dan tidak lama kemudian datang ibu Novita (anggota DPRD Purwakarta Fraksi PDI Perjuangan) bersama suami dan kakaknya.

Dan saya baru tahu mereka sudah janjian karena Abang ljo Hapidin habis kampanye di daerah Dapil ibu Novita di Kecamatan Plered. Di rumah bapak Ujang Rosadi dibicarakan bahwa atas arahan Ketua DPC PDI Perjuangan agar bertemu di rumah Ketua Fraksi PDI Perjuangan (Ibu Lina Yuliani) untuk membahas dukungan anggota Fraksi PDI Perjuangan ke paslon 01 (Zeinjo).

Di rumah bapak Ujang Rosadi saya menyaksikan bapak Ujang Rosadi menerima uang dari Abang ijo Hapidin sebagai bantuan masak dan dukungan suara ke Paslon 01. Sekitar habis magrib saya bersama ibu Novita, dan sejumlah pendukung 01 lainnya berangkat ke rumah ibu Lina Yuliani di Kecamatan Purwakarta,

Tidak lama setelah sampai di rumah ibu Lina Yuliani, juga datang ibu Ina
Herlina (anggota Fraksi PDI Perjuangan), maka ada 4 anggota Fraksi PDI Perjuangan berkumpul (ibu Lina Yuliani, Ibu Ina Herlina, Ibu Novita dan Bapak Ujang Rosadi).

Di rumah ibu Lina Yuliani di Kota Purwakarta, disampaikan oleh Abang Ijo Hapidin dan sejumlah pendukung 01 lainnya bahwa pertemuan ini didukung dan atas ijin Ketua DPC PDIP Purwakarta bapak Sutisna, bahkan ada Tim 9 Pemenangan PDI Perjuangan sudah bergabung ke paslon 01.

Selain itu, Anggota Fraksi PDI Perjuangan yang hadir diminta tidak bergerak untuk memenangkan pasIon 03 pada Pilkada Kabupaten yang diusung PDI Perjuangan (Anne Ratna Mustika dan Budi Hermawan) dan Paslon 02 Gubernur Jawa Barat (Jeje dan Ronald) yang didukung oleh PDI Perjuangan.

Semua anggota Fraksi PDI Perjuangan menyatakan setuju akan membantu mendukung paslon 01 dan anggota fraksi memberikan arahan titik-titik mana yang harus dijadikan lokasi kampanye dan sosialisasi paslon 01 berikut nama-nama timnya di lapangan. Para anggota fraksi PDIP hanya meminta tidak ikut secara langsung di kegiatan kampanye paslon 01, tapi mendukung penuh paslon 01 dari belakang termasuk suara konstituennya.

Di rumah ibu Ketua Fraksi PDI Perjuangan dengan disaksikan banyak orang, dilakukan penyerahan uang dari Abang ljo Hapidin (calon Wakil Bupati
Paslon 01) kepada anggota Fraksi PDI Perjuangan dan beberapa orang timnya yang ada, yaitu; Ibu Lina Yulani menerima Rp20 juta, suami ibu Lina Yuliani menerima Rp5 juta, Ibu Ina Herlina menerima Rp20 juta, ibu Novita menerima Rp20 juta, suami ibu Novita menerima Rp5 juta dan kakaknya ibu Novita juga menerima Rp5 juta.

“Saya juga diberi uang Rp5 juta, uang tersebut sampai saat ini saya simpan dan tidak digunakan. Karena saya merasa kejadian ini aneh dan tidak wajar, karena bagaimanapun saya adalah kader PDI Perjuangan walau bukan anggota DPRD,” tulis Yadi.

Lalu, sekitar jam 22.00 WIB, saya bersama bapak Asep Milah, bapak Ujang Rosadi, Abang Ijo Hapidin dan sejumlah orang lainnya berangkat menuju rumah Ketua DPC PDI Perjuangan, Sutisna di Desa Cikao Bandung, Kecamata Jatiluhur.

Sampai di rumah Ketua DPC disampaikan bahwa 4 anggota Fraksi PDI Perjuangan sudah bertemu dan sepakat mendukung paslon Bupati 01. Saya baru tahu, ternyata Ketua DPC PDI Perjuangan sudah menjadi relawan pemenangan Paslon Bupati 01. Di sekitar rumah Ketua DPC PDI Perjuangan dijadikan Posko Pemenangan paslon 01. Bahkan saya melihat di rumah Ketua DPC PDI Perjuangan banyak atribut dari paslon 01. Saya juga menyaksikan bapak Abang ljo Hapidin menyerahkan uang dan diterima oleh bapak Sutisna Ketua DPC PDI Perjuangan dalam kantong plastik.

Penulis telah berupaya mengkonfirmasi sejumlah pihak terkait lainnya melalui sambungan selulernya, namun hingga naskah ini ditulis, para pihak terkait belum bisa dikonfirmasi.

DH/Raffa Christ Manalu/red

Pos terkait