detikhukum.id, – Jakarta | One Pacific Place, SCBD — Dalam menanggapi kritik tajam yang dilontarkan pada Haul ke-15 Gus Dur terkait institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Ketua Umum LSM PENJARA 1, Bapak Arifin, menegaskan perlunya menjaga keseimbangan antara kritik yang konstruktif dan apresiasi terhadap prestasi signifikan Polri. Sebagai aktivis pengawal keadilan, ia menekankan bahwa setiap penilaian harus berbasis data konkret, bukan sekadar opini subjektif.
“Polri telah menjadi garda terdepan dalam melindungi masyarakat dan menegakkan hukum. Tahun ini saja, Polri berhasil mengungkap lebih dari 2.500 kasus korupsi, membongkar jaringan narkotika internasional, dan menjaga stabilitas nasional selama momen-momen krusial seperti pemilu dan bencana alam,” ungkap Arifin.
Arifin juga memuji langkah reformasi institusional yang telah diambil Polri. Digitalisasi layanan publik melalui aplikasi Polri Presisi dan pelatihan berbasis humanisme adalah contoh konkret komitmen Polri dalam memperbaiki diri dan melayani masyarakat lebih baik.
Namun, ia mengingatkan bahwa kritik yang tendensius dapat merusak moral para personel yang telah bekerja keras. “Tidak ada institusi yang sempurna, tetapi kritik yang hanya mencari kesalahan tanpa solusi justru melemahkan semangat perubahan. Reformasi membutuhkan dukungan dari masyarakat, bukan sekadar kritik kosong,” tegas Arifin.
Dalam pernyataan resmi LSM PENJARA 1, sejumlah pencapaian Polri sepanjang 2024 diangkat sebagai bukti keberhasilan mereka:
- Pengungkapan 645 Kasus Korupsi
Melalui kerja sama intensif dengan KPK dan Kejaksaan, Polri telah berhasil memberantas praktik korupsi di berbagai wilayah. - Menjaga Stabilitas Nasional
Dalam situasi rawan seperti pemilu dan konflik horizontal, Polri menunjukkan profesionalisme dan pendekatan yang efektif. - Peningkatan Kepercayaan Publik
Dengan program Polri Presisi, akses layanan menjadi lebih transparan dan terpercaya bagi masyarakat luas.
Sebagai penutup, Ketua Umum LSM PENJARA 1 menyerukan pentingnya sinergi antara masyarakat sipil dan lembaga negara. “Mari bersama membangun Polri yang lebih baik. Kritik harus membangun, bukan menjatuhkan. Reformasi tidak akan tercapai tanpa niat baik, dialog produktif, dan solusi konkret,” ujarnya.
DH/indah/red