PIM Dukung Transformasi Ekonomi Desa Lewat Talk Show “Peran Perempuan dalam Koperasi” dan Sosialisasi Koperasi Merah Putih

detikhukum.id,- Jakarta – Dunia usaha terus bergerak cepat, dan transformasi digital menjadi penggerak utama perubahan ini. Di era saat ini, cara masyarakat berinteraksi dan menjalankan bisnis telah mengalami lompatan besar. Digitalisasi bukan lagi sekadar tren, tetapi game changer bukan hanya di kota-kota besar, tetapi juga menjangkau daerah-daerah pelosok tanah air.

Dalam talk show bertajuk “Peran Perempuan dalam Koperasi” yang diselenggarakan oleh Perempuan Indonesia Maju (PIM) di Primativi, entrepreneur muda asal Kendari, Ir. Yusniar Asrina Afdhal, ST, menyampaikan bagaimana digitalisasi membuka peluang besar bagi pelaku usaha daerah, khususnya perempuan.

“Berkat internet dan platform digital, produk lokal seperti kerajinan tangan, kuliner khas, hingga hasil pertanian dari Sulawesi Tenggara kini bisa dipromosikan lewat media sosial dan marketplace. Peluang pasar makin luas, bukan cuma nasional, tapi bisa tembus pasar internasional,” jelas Yusniar.

Digitalisasi, lanjutnya, juga menyederhanakan proses pemasaran. Pelaku UMKM tidak perlu lagi bergantung pada iklan konvensional yang mahal. Cukup dengan konten menarik dan koneksi internet dan media online, produk lokal bisa dikenal dunia.

Meski begitu, tantangan masih ada. Infrastruktur digital yang belum merata dan keterbatasan literasi teknologi masih menjadi hambatan utama. Banyak pelaku usaha daerah masih membutuhkan dukungan dan pendampingan untuk memaksimalkan potensi digital secara optimal.

“Transformasi digital adalah momentum besar untuk UMKM naik kelas. Tapi perlu dukungan menyeluruh dari infrastruktur, pelatihan, sampai sinergi lintas sektor,” ujar Yusniar Ketua PIM Sulawesi Tenggara dalam kesempatan yang sama.

Talk show ini juga menjadi ajang sosialisasi rencana besar pemerintah melalui program Koperasi Desa Merah Putih, yang direncanakan akan diluncurkan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada 12 Juli 2025. Targetnya, sebanyak 80.000 koperasi berbadan hukum akan terbentuk di desa dan kelurahan seluruh Indonesia. Pemerintah menargetkan program ini mulai operasional pada Oktober 2025 dengan mekanisme pendampingan aktif dari kementerian.

Siti Aedah, S.Pt., MP, Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas SDM dan Talenta Kementerian Koperasi RI, yang turut hadir sebagai narasumber, menyampaikan apresiasi atas inisiatif PIM menggelar acara tersebut.

“Ini kolaborasi luar biasa. PIM berhasil menggerakkan perempuan-perempuan hebat untuk menciptakan peluang nyata di sektor koperasi. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, kami butuh mitra seperti PIM, BUMN, bahkan lintas kementerian.”

Menanggapi kekhawatiran publik bahwa program ini akan tumpang tindih dengan peran BUMDes, Siti Aedah, S.Pt., MP menegaskan, “Kita ingin semuanya berjalan secara sinergis, bukan saling menggantikan. Koperasi Merah Putih hadir untuk memperkuat struktur ekonomi desa, bukan mengambil alih peran yang sudah ada.”

Lebih lanjut, Kementerian Koperasi menyambut baik keterlibatan organisasi seperti PIM dalam peningkatan kapasitas dan sosialisasi program-program pemerintah.

Meski masih ada keraguan di kalangan masyarakat terkait efektivitas dan keberlanjutan koperasi di tengah kompleksitas ekonomi pedesaan, langkah pemerintah membentuk Koperasi Merah Putih sesungguhnya merupakan inisiatif strategis bukan sekadar gerakan simbolik, tetapi bagian dari reorientasi sistemik terhadap struktur ekonomi nasional yang lebih inklusif dan berbasis komunitas.

“Perempuan Indonesia memiliki peran strategis dalam penggerak ekonomi akar rumput. Melalui koperasi, digitalisasi, dan dukungan kebijakan yang tepat, kita dapat membangun kemandirian ekonomi dari desa, menuju Indonesia yang lebih maju,” ujar Dr. Rahajeng Widya, S.E., S.H., M.M., Sekretaris Umum Perempuan Indonesia Maju (PIM), yang juga bertugas sebagai host dalam talk show tersebut.

Talk show ini menghadirkan narasumber inspiratif, antara lain: Siti Aedah, S.Pt., M.P., Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas SDM dan Talenta, Kementerian Koperasi dan UKM RI, Ir. Yusniar Asrina Afdhal, S.T., entrepreneur muda dari Kendari, Ir. Ambar Rahayu, M.N.S., Ketua Umum Asosiasi Kelompok UPPKA.

Diskusi berlangsung hangat dan penuh gagasan, dengan fokus utama pada penguatan peran perempuan dalam pengembangan koperasi, pemanfaatan digitalisasi, serta peningkatan kapasitas pelaku usaha perempuan di tingkat desa dan komunitas lokal.

DH/ Sulaeman /red

Pos terkait